Agen Poker, Yogyakarta - Dunia olah raga Indonesia sedang dihebohkan dengan bendera RI terbalikdalam buku panduan Sea Games ke-29 di Kuala Lumpur, Malaysia. Kondisi ini membuat hubungan Indonesia-Malaysia sedikit menegang.
Namun, kondisi ini bertolak belakang dengan kegiatan bidang kemanusiaan. Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) justru menguatkan kerja sama dengan SAR Malaysia, dalam Rapat Kerja Sama dan Koordinasi ke-54 SAR Malaysia-Indonesia (Malindo) di Sleman, Yogyakarta.
Ketua Delegasi Basarnas Indonesia Didi Hamzar mengatakan, penguatan kerja sama ini dalam menangani kecelakaan ataupun bencana yang terjadi di perbatasan Indonesia-Malaysia. Kerja sama ini tidak ada unsur kepentingan politik.
Kami akan mengirimkan bantuan SAR jika terjadi bencana di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia dengan cepat. Tidak menutup kemungkinan apabila Malaysia meminta bantuan SAR bisa melalui koordinasi yang disepakati," ujar Didi di Yogyakarta, Senin (21/8/2017).
Menurut Didi pola kerja sama penguatan bisa berbentuk latihan SAR, yang disesuaikan dengan potensi wilayah rawan bencana. Sementara, baru dua wilayah yang bakal jadi lokasi latihan, yakni kantor SAR Medan dan Selat Malaka yang dilakukan pada 2018.
Tidak hanya itu, menurut Didi, wilayah perbatasan seperti Selat Malaka, Kuching, dan Serawak juga akan menjadi beberapa fokus kerja sama. Wilayah laut jadi lokasi paling sering terjadi kecelakaan, terutama yang melibatkan nelayan atau kapal pengangkut penumpang antarpulau.
Selain itu, kata Didi, kerja sama ini juga memungkinkan pemberian bantuan apabila ada kecelakaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.
"Kami akan bahas perubahan-perubahan aturan supaya dalam pelaksanaannya bisa saling menguatkan," ungkap dia.
Sementara, Ketua Delegasi SAR Malaysia Addyhanis Bin Ahmad mengatakan kerja sama Indonesia-Malaysia sudah dilakukan sejak lama. Namun, perlu penguatan kerja sama ini agar jika terjadi bencana bisa terkoordinasi dengan baik. Sebab kerja sama ini bisa dilakukan di maritim, udara, dan daratan.
"Niat untuk kebajikan dan sesama negara, apapun yang memerlukan penyelamatan. Tak ada masalah. Kita akan kerja sama dengan semangat saling memahami," ujar Addyhanis.
Namun, kondisi ini bertolak belakang dengan kegiatan bidang kemanusiaan. Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) justru menguatkan kerja sama dengan SAR Malaysia, dalam Rapat Kerja Sama dan Koordinasi ke-54 SAR Malaysia-Indonesia (Malindo) di Sleman, Yogyakarta.
Kami akan mengirimkan bantuan SAR jika terjadi bencana di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia dengan cepat. Tidak menutup kemungkinan apabila Malaysia meminta bantuan SAR bisa melalui koordinasi yang disepakati," ujar Didi di Yogyakarta, Senin (21/8/2017).
Menurut Didi pola kerja sama penguatan bisa berbentuk latihan SAR, yang disesuaikan dengan potensi wilayah rawan bencana. Sementara, baru dua wilayah yang bakal jadi lokasi latihan, yakni kantor SAR Medan dan Selat Malaka yang dilakukan pada 2018.
Tidak hanya itu, menurut Didi, wilayah perbatasan seperti Selat Malaka, Kuching, dan Serawak juga akan menjadi beberapa fokus kerja sama. Wilayah laut jadi lokasi paling sering terjadi kecelakaan, terutama yang melibatkan nelayan atau kapal pengangkut penumpang antarpulau.
Selain itu, kata Didi, kerja sama ini juga memungkinkan pemberian bantuan apabila ada kecelakaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.
"Kami akan bahas perubahan-perubahan aturan supaya dalam pelaksanaannya bisa saling menguatkan," ungkap dia.
Sementara, Ketua Delegasi SAR Malaysia Addyhanis Bin Ahmad mengatakan kerja sama Indonesia-Malaysia sudah dilakukan sejak lama. Namun, perlu penguatan kerja sama ini agar jika terjadi bencana bisa terkoordinasi dengan baik. Sebab kerja sama ini bisa dilakukan di maritim, udara, dan daratan.
"Niat untuk kebajikan dan sesama negara, apapun yang memerlukan penyelamatan. Tak ada masalah. Kita akan kerja sama dengan semangat saling memahami," ujar Addyhanis.
Bendera Indonesia terbalik dalam buku panduan Sea Games ke-29 di Kuala Lumpur, Malaysia. Presiden Joko Widodo pun menyayangkan kondisi ini. Karena itu, pihaknya menunggu permintaan maaf dari pemerintahan Malaysia.
Pemerintah Malaysia melalui Menteri Belia dan Sukan Khairy Jamaluddin, akhirnya meminta maaf kepada rakyat Indonesia atas insiden bendera terbalik.
Pemerintah Malaysia melalui Menteri Belia dan Sukan Khairy Jamaluddin, akhirnya meminta maaf kepada rakyat Indonesia atas insiden bendera terbalik.